Saturday, 30 November 2019

Ada Apa dengan Broken Heart


            Broken Heart atau patah hati adalah dua kata yang tidak bisa lepas dari seorang remaja, usia remaja yang kita tahu  tidak pernah lepas dari kata “Cinta” tanpa mereka ketahui apa itu cinta. Pada masa remaja, cewek ataupun cowok mereka hanya membutuhkan perhatian satu sama lain dari lawan jenis mereka, sehingga mereka terlibat dalam hal percintaan yang akhirnya berujung dengan kata “patah hati/broken heart”.

            Tidak hanya remaja, dewasa pun merasakan hal yang sama bedanya saat dewasa mereka kecewa dengan harapan mereka sendiri kepada pasangannya sehingga menimbulkan rasa patah hati. Patah hati sesuatu yang sangat tidak menyenangkan dimana kita harus bangkit langi dari sebuah kekecewaan.
            Biasanya patah hati tidak hanya melukai perasaan saja tetapi juga pada kondisi fisik dan psikologis seseorang. Mungkin kamu tidak menyadari hal tersebut. Oleh karena itu inilah yang dirasakan oleh seseorang ketika sedang patah hati.
Kondisi fisik, Tubuh merasa sakit secara tidak langsung otak mengirim sinyal ke hati sehingga kamu merasa sakit, melainkan seluruh tubuhmu juga ikut sakit menurut Naomi Eisenbuerger, Ph.D mengatakan bahwa saat seseorang mengalami patah hati, seluruh bagian tubuh juga akan merasa sakit. Hal ini karena otak dan perasaan memiliki peranan penting dalam menentukan kesehatan kala orang itu bahagia atau sedih.
            Perubahan berat badan, dalam hal patah hati banyak cara yang dilakukan oleh seseorang ada yang melampiaskannya dengan makan yang sangat banyak bahkan ada yang tidak makan sama sekali. Jika melampiaskannya dengan banyak makan maka badan akan menjadi gemuk namun jika maka badan akan menjadi kurus. Pilihan ini tidak hanya kehilangan berat badan tetapi juga masalah kesehatan pada pencernaan.
            Kondisi psikologis yaitu berkurangnya semangat, patah hati bukanlah keadaan yang menyenangkan. Kamu akan merasakan sedih, murung dan merasakan tidak semangat untuk melakukan apapun. Hidup terasa lebih berat dan kamu merasa seolah-olah ingin mati saja. Sebuah studi mengatakan bahwa saat patah hati otak seseorang akan dipenuhi dengan hormon kortisol dan epinerfin yang ternyata adalah pemicu stress. Beda saat jatuh cinta, otak dipenuhi dengan dopamine dan oksitosin yaitu hormon pemicu kebahagiaan dan semangat.
            Depresi karena otak dipenuhi hormon pemicu stress seseorang bisa terkena deprsesi. Sehingga banyak orang yang patah hati mereka lebih memilih untuk menyendiri, diam dan berteman dengan kesepian. Psikologi dari Northwen University mengatakan bahwa seseorang cenderung merasa tertekan dan bertanya-tanya mengenai jati dirinya saat sedang patah hati. Tak jarang orang yang bertanya-tanya tentang jati dirinya dan ia tidak dapat untuk mengendalikannya dengan baik tak jarang mereka akan menyakiti dan membenci diri mereka sendiri.
            Itulah yang tubuh dan jiwa rasakan saat patah hati. Ketika kamu patah hati usahakan untuk tidak sendiri cobalah mencari kebahagiaanmu atau berkumpul dengan orang-orang terdekatmu sehingga kesedihan yang kamu rasakan dapat teratasi. Tak jarang mereka yang patah hati karena cinta dengan mudahnya mengakhiri hidup mereka tanpa pernah berfikir panjang. Orang yang patah hati kewarasan mereka tidak stabil jika mereka tidak dapat mengendalikannya. Berusahalah untuk melawan rasa sakitmu. Memang susah, namun kamu harus mencoba untuk bangkit dari rasa sakit mu.
            Patah hati memang menyakitkan. Namun, saat itulah kamu dipisahkan dengan orang yang tidak tepat untukmu. Bangkitlah dari rasa sakit mu, perencanakan hidupmu lagi yang lebih baik dari hari ini. Lakukan hal-hal yang nantinya yang akan membesarkan namamu hingga suatu hari nanti kau akan mengetawakan rasa sakit yang tengah kau rasakan saat ini.

No comments:

Post a Comment