Covid-19 telah dideklarisasikan sebagai Darurat Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 30 Januari 2020. Coronavirus merupakan jenis virus yang menyebabkan penyakit dengan gejala berat hingga gejala ringan ini diketahui ada dua jenis coronavirus yaitu seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang menyebabkan seseorang di nobatkan terkena penyakit Covid-19. Penyakit ini merupakan penyakit baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya oleh manusia. Virus penyebab covid-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Covid-19 adalah jenis penyakit baru, dimana peneliti penyakit ini masih sedikit.
Dampak penyebaran covid-19 dalam kehidupan kita tidak hanya berdampak pada faktor kesehatan saja namun pada mutidemensional salah satunya pada dunia pendidikan. Rumitnya penanganan wabah ini membuat para pemimpin dunia melakukan aksi ketat untuk memutuskan mata rantai covid-19. Social distancing menjadi pilihan yang sangat berat hingga berdampak pada salah satu faktor yaitu pendidikan. Keputusan pemerintah mendadak meliburkan sekolah atau memindah proseskan cara pembelajaran dari tatap muka menjadi versi online/daring. Proses ini membuat shock banyak pihak karena tidak terbiasa dengan sistem daring.
Selama pembelajaran daring ini menurut beberapa pihak atau realita yang terjadi di lapangan dan keluh kesah yang di imbaskan ke media sosial oleh siswa ataupun mahasiswa yang mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan ilmu apa-apa, sebagian mereka juga mengatakan bahwa belajar sia-sia saja paham juga engga, disini saya merasa miris, kenapa? Bukankah ilmu itu sangat penting? Hingga ada pepatah mengatakan “galilah ilmu sampai liang lahat” Jika situasinya seperti ini kita sebagai guru harusnya menindak lanjuti kegiatan belajar daring yang lebih efektive. Saya percaya pihak sekolah telah melakukan yang terbaik tapi kenapa masih banyak keluh-kesah seperti itu?
Sebagai seorang guru tentunya kita sudah berupaya melakukan yang terbaik demi bangsa dan anak didik kita. Tapi ketika itu tidak effective, apa yang harus dilakukan guru? Pertama, membuat konten video yang berkaitan dengan pembelajaran. Guru jangan hanya memberikan tugas,tugas, dan tugas lagi, tanyakan pemahaman anak didik kita, apakah mereka paham dengan tema/materi yang kita berikan dibuku sedangkan tidak adanya penjelasan yang kita berikan. Inilah realiti yang saya lihat dilapangan. Seharusnya guru harus lebih kreative dengan cara guru bisa membuat video, membuat video diri mereka sendiri sedang mengajar meskipun tanpa siswa tetapi seolah-olah mereka memiliki siswa didekat mereka. Siswa akan lebih senang menonton video dari guru mereka karena itu menjadi hal yang sangat menarik tersendiri. Faktanya kebanyakan hari ini orang lebih suka menonton daripada membaca buku.
Kedua, membuat game online yang berkaitan dengan pembelajaran, guru yang kreative mengetahui bagaimana cara menarik perhatian siswa dan mereka paham dengan pelajaran yang mereka pelajari sehingga hari-hari mereka tidak kosong seperti apa yang telah dijelaskan sebelumnya. Banyak applikasi yang menyediakan untuk kita manfaatkan menjadi sumber belajar yang menarik seperti Hotpotatos App, Wondershare App, dkk, semua tergantung kita bagaimana cara mengkombinasikan dan ke kreativan guru dalam mengolah materi menjadi sebuah game yang bermanfaat dan menambah wawasan.
Ketiga, menulis ulang apa yang mereka pahami, ini merupakan teknik tradisional tapi sangat jarang sekali di terapkan disekolah. Guru menjelaskan dan siswa mendengarkan penjelasan guru setelah itu habis. Lalu apa yang didapatkan siswa? Menyuruh mereka membaca buku dirumah, itu tidak mungkin apalagi untuk hari ini dimana semua serba teknologi dan siswa lebih banyak menghabiskan waktu mereka menggunakan gadget daripada membaca kembali pelajaran yang sudah mereka pelajari. Apa salahnya dalam pembelajaran daring ini guru meminta siswa menuliskan kembali didalam group apa yang telah mereka pahami saat itu juga, jangan menuliskan di kertas untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan karena ada pepatah yang mengatakan “sepintar-pintar guru lebih pintar siswanya.”
Kita kembali lagi ke realita, kita tidak bisa memunafikkan realita yang terjadi dilapangan. Apa yang terjadi? Sebagai guru sudahkah kita menjalankan tanggung jawab sebaik mungkin seperti sebelumnya? Jawabannya ada dalam diri kita sendiri.
Kendala untuk melaksanakan pembelajaran daring selama ini adalah kurangnya penguasaan teknologi baik bagi guru ataupun siswa. Saya percaya tidak ada guru yang malas, guru selalu mencoba memberikan yang terbaik untuk anak-anak didik mereka. Hanya saja penguasaan teknologi yang kurang menghambat jalannya sistem pendidikan daring. Untuk itu saya mengajak kepada seluruh pembaca untuk meningkatkan skill kita dalam teknologi apalagi bagi kita seorang pendidik.
Kurangnya sarana dan prasarana juga menjadi kendala. Kepemilikan perangkat pendukung bukan menjadi masalah tersendiri. Bukan rahasia umum lagi bahwa kesejahteraan guru saat ini masih rendah, jadi jangankan untuk mengetahui hal-hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan pokok saja masih banyak guru yang masih kesulitan. Hal yang sama terjadi juga pada siswa, tidak semua orang tua mampu memberikan teknologi pada anaknya. Tapi saya ingin menyanggah hal ini, semiskin-miskin orang saat ini, hari ini mereka sudah memiliki gadget. Bukankah smartphone bisa dimanfaatkan? Jadi tidak ada alasan untuk tidak memanfaatkan apa yang kita miliki.
Perkembangan zaman menuntut peradaban dan hal ini berdampak pada dunia pendidikan, apalagi saat ini kita dilanda oleh virus yang sangat berbahaya (covid-19). Pada zaman teknologi ini tidak menutup kemungkinan Proses Belajar Mengajar (PBM) selanjutnya akan dilaksanakan secara daring mengingat efektifitas pe-transferan ilmu pengetahuan secara cepat mudah dan murah. Perubahan dan peradabaan metode ini mempersiapkan diri dalam perkembangan zaman saat ini. Tidak ada seorangpun yang dapat memantah ataupun menolak pesatnya kemajuan teknologi dan bahayanya virus covid-19 yang sampai saat ini masih belum juga hilang dari tanah, negri pertiwi tercinta ini.
Semua perubahan dan wabah yang terjadi memang bukan keinginan kita semua berasalah dari Tuhan dan kita serahkan kembali kepada-Nya. Segala sesuatu yang terjadi beriringan bersama hikmahnya. Maka dari itu nikmati saja dan bersyukur hingga detik ini kita masih sehat walafiat, semoga kita semua terhindar dari virus ini dan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Stay at home, stay health.
Orin Anda Riska/KKN DR 2020/Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/Pendidikan Bahasa Inggris/IAIN BUKITTINGGI
No comments:
Post a Comment