SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT
Oleh: Orin Andariska/ IAIN Bukittinggi/Pendidikan Bahasa Inggris
Nama Penulis : Mark Manson
Tahun Terbit : 2018
Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia
Jumlah halaman : 246
Harga Buku : 67.000
Nomor ISBN : 978 – 602 – 452 – 698 – 6
Sebuah seni untuk bersikap bodo amat merupakan sebuah buku motivasi yang ditulis oleh Mark Manson yang merupakan seorang blogger terkenal dengan lebih dari 2 juta pembaca yang berdomisili di New York. Buku ini merupakan buku pertamanya.
Buku sebuah seni untuk bersikap bodoh amat ini mempunya premis bahwa kita sebagai manusia telah hidup secara lebih baik dari sebelumnya. Dulu kita tidak mengenal gawai sekarang kita sudah menggunakan gawai untuk berinteraksi dengan orang yang jaraknya jauh dengan kita atau saat kita tidak bisa berkomunikasi dengan orang secara langsung kita bisa menggunakan gawai untuk berkomunikasi. Dulu kita makan makanan yang biasa-biasa saja sekarang kita bisa mencoba masakan-masakan yang tidak berasal dari daerah atau negara kita sendiri. Kita bisa makan lebih enak dari sebelumnya. Tapi kenapa di kehidupan yang lebih mudah ini justru banyak orang yang mengalami mental health issue atau kesehatan mental, depresi, dan lain-lain sebagainya.
Diawal buku ini Mark Manson mengawali dengan sebuah kisah Charles Bukowski yang dulunya adalah seorang pencandu alkohol, senang main perempuan, judi, dan hal buruk lainnya ada pada diri Bukowski ini. Dia merupakan seorang penulis yang hebat dan akhirnya dia meraih kesuksesannya dimana dia expert dibidang yang dikuasainya. Dibatu nisannya Bukowski menuliskan sebuah kalimat “Don’t Try” alias jangan mencoba. Maksudnya adalah menurut Mark Manson adalah orang yang terlalu kuat mencoba sesuatu, terlalu ingin meraih sesuatu justru orang tersebut lebih merasa imperior daripada orang lain. Jadi, karna dia merasa rendah diri justru dia berusaha untuk meng-comment set dengan mencoba lebih keras. Kalimat yang paling saya ingat dari Mark Manson adalah “keinginan untuk memaksakan sesuatu yang positive sebenarnya adalah negative” dan sebaliknya “ketika kita menerima hal negative itu justru berpengaruh positive pada diri kita”. Menurut Mark Manson pemikiran seperti ini jarang sekali dimiliki oleh orang-orang di zaman sekarang. Menurut dia semua keinginan kita itu merupakan sebuah tujuan, seperti kita ingin menjadi seorang Dosen misalnya dan kalau kita melihat kesana dan kita tidak memiliki modal apa-apa atau usaha sedikitpun menuju keinginan kita kemungkinan besar kita akan kecewa karena tidak bisa mencapai keinginan itu. Tapi, seharunya untuk mencapai semua keinginan kita, kita harus mempersiapkan penderitaan apa yang kamu pilih. Jadi, ketika kita tau saya ingin jadi Dosen kita harus tau penderitaan seperti apa yang bakalan harus kita lalui. Kita sudah mempersiapkannya dari awal. Ketika kita melalui kesulitan tersebut kita sudah siap untuk melaluinya.
Dibuku karangan Mark Manson ini mengangkat dua cerita yang mengajarkan kepada kita bahwa hal negative atau penderitaan itu tidak selamanya buruk. Pertama adalah ceritanya Dave Mustaine yang dibuang dari group bandnya kemudian dia mendirikan sebuah band baru Mega Dare yang sangat terkenal tapi band yang membuang dia justru lebih sukses namanya Mettalica. Kita tidak bisa men-judge bahwa Mega Dare tidak sukses. Sepanjang hidupnya Dave Mustaine merasa bahwa dia imverior di bandingkan Mettalica.
Kedua adalah cerita mengenai Pete Best, ia merupakan seorang musisi yang juga dibuang dari groupnya yang bernama Beatles. Dan group Beatles ini karirnya biasa-biasa saja tapi disisi lain kita tahu bahwa akhir dari group Beatles ini, orang-orangnya seperti apa berakhir dengan kurang bahagia. Tapi, Pete Best sampai tahun 2000 dia masih bermain musik dan kelihatan bahagia. Jadi, kita tidak bisa mengatakan bahwa hal negative yang terjadi pada diri kita dimasa lalu akan berujung negative dimasa depan itu belum tentu. Tergantung bagaimana kita memandangnya dan menyikapinya saja.
Menurut Mark Manson, sosial media yang kita gunakan sekarang justru malah memperparah situasi karena kita bakalan feeling open deat karena kebanyakan orang-orang seenaknya saja di sosial media karena mereka lebih merasa superior, lebih punya harga diri, lebih punya value yang lebih tinggi dari orang lain. Ini merupakan bagian dari demokrasi semua orang bebas mengeluarkan apa yang mereka rasakan, pendapat dengan bebasnya dilontarkan. Tapi, kita sebagai manusia harus memilih peranan kita mau seperti apa. Jangan semua orang yang mention kita, kita balas. Semua orang yang nyindir-nyindir kita di sosial media tidak harus kita balas. Kita harus memilih posisi kita dimana, dengan tindakan kita membalas kejahatan orang lain di dunia sosial orang lain menjadi korban tidak dengan sikap kita yang seperti itu. Hal lain yang juga di sampaikan oleh Mark Manson adalah “Kita harus sering-sering mengatakan tidak terhadap hal-hal yang tidak penting”.
Jadi menurut saya pemilihan judul Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat ini tidak tepat dengan pembahasan isi buku yang ditulis oleh Mark Manson. Karna, dalam buku ini membahas bahwa kita tidak bodo amat terhadap segala hal, kita harus bodo amat terhadap hal-hal tertentu yang tidak penting terhadap hidup kita. Tapi, hal-hal yang penting bagi hidup kita, kita harus fokus ke situ.
Menurut penulis, buku yang berjudul sebuah seni untuk bersikap bodo amat ini temanya sangat menarik. Dibuku ini penulis menemukan banyak sekali kisah-kisah yang menarik yang pertama mengenai Charles Bukowski, Dave Mustaine, Pete Best dan itu sangat coherent dengan apa yang mau dia sampaikan.
Kekurangan dari buku ini adalah Mark Manson di bab awal dia sangat to the pont tapi menjelang bab akhir ia kehilangan arah, tidak menyambung bab awal dan bab akhir. Jadi topic yang mau dia sampaikan diawal tadi terkesan amburadul. Tapi kalau kita baca dari bab awal sampai bab akhir kita masih bisa nangkap apa maksud pesan-pesan yang ingin di sampaikan penulis kepada pembacanya.
Wahh thank you for your great review,Orin😍
ReplyDeleteAnytime,
DeleteTq for yr comments and come to my blog
Anjoy yr reading